Saturday, 28 February 2015

Pengaruh Handphone pada Moral Anak

Handphone merupakan alat komunikasi yang sudah tidak asing bagi masyarakat di Indonesia. Bukan hanya bagi kalangan menengah ke atas saja yang menggunakan handphone, bahkan penggunaan handphone merambah pada masyarakat menengah kebawah. Handphone layaknya barang pokok yang wajib bagi sebagian besar masyarakat. Dengan adanya handphone, masyarakat menjadi luwes dalam berkomunikasi dan mencari informasi, bukan hanya informasi lokal, nasional, tetapi juga informasi dari mancanegara. Walaupun demikian penggunaan handphone yang berlebihan tentu dapat berdampak buruk juga. Terlebih penggunanya adalah anak-anak.
Keberadaan handphone, tidak hanya bagi orang dewasa saja tetapi juga anak-anak bahkan anak yang duduk di Taman Kanak-kanak sekalipun. Penggunaan handphone pada anak tanpa pengawasan dari orang tua tentu akan berdampak buruk. Tak jarang orang tua membiarkan anaknya membebaskan anaknya menggunakan handphone secara berlebih. Dampak buruk dari handphone itu sendiri, anak menjadi kurang bergaul dengan orang lain dan cenderung individualis. Orang tua kurang maksimal dalam memantau pergaulan anak, sehingga apakah anak bergaul dengan baik atau malah berhubungan dengan kawan yang akan memberikan pengaruh buruk bagi anak.
Padahal, pada usia tersebut merupakan saat di mana pembentukan karakter anak. Karena apa yang dia dapat sekarang akan mempengaruhi masa depan anak tersebut. Karena itulah peran orang tua sangat berpengaruh untuk mengarahkan anak ke arah yang lebih baik. Dengan pegawasan yang di berikan kepada anak dan memberikan batasan, meminimalisir pengaruh buruk pada anak.


Sumber : Ardhita Yuliana


Thursday, 5 February 2015

MUMPUNG DURUNG MATI




Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.

Mumpung siro sih mudo
Ngajimu temenono
Ngelingono yen tuo
Supoyo ora gelo

Mumpung siro sih longgar
Ngibadaho sing sabar
Ngelingono yen repot
Ngibadah kroso abot

Mumpung siro sih waras
Ngibadaho sing ikhlash
Ngelingono yen loro
Ra bisa opo opo

Mumpung sih sugih bondo
Dadio wong kang lumo
Ngelingono yen mlarat
Rino wengi mung sambat

Mumpung siro sih urip
Ngibadaho sing tertib
Ngelingono yen mati
Ra bakal bisa bali

Syair berbahasa jawa ini ciptaan KH. Ma’ruf Islamuddin
( Pimpinan PONPES Wali Songo, Sragen – Jawa Tengah )

Sunday, 1 February 2015

RENUNGKANLAH…!!!



1. JALAN MENDEKATI ALLAH
a. Taqwa kepada Allah lahir dan batin.
b. Mengikut Sunnah Nabi S.A.W.
c. Kamu lupakan makhluk ketika menghadap ALLAH (beribadah) dan kamu tidak
   melupakan ALLAH ketika menghadap makhluk.
d. Ridha dengan pengurniaan ALLAH  sedikit ataupun banyak.
e. Kembali kepada ALLAH pada masa suka ataupun duka.


2.  ALLAH KASIH KEPADA
a.  Orang yang banyak dan selalu beristighfar.
b.  Orang yang banyak dan selalu berzikir kepada ALLAH. (Al-Hadith)


3.  SIAPA YANG SELAMAT MASUK SYURGA?
a.  Orang yang selalu suka memberi salam.
b.  Orang yang selalu suka menjamu (memberi) makan kepada orang.
c.  Orang yang suka menjalinkan silaturrahmi.
d.  Orang yang selalu sholat (sembahyang) sunnat tahajud di tengah malam
     ketika mana manusia lain dalam nyenyak tidur. (Al-Hadith)


4.  SYURGA RINDU KEPADA EMPAT ORANG MUKMIN
a.  Orang yang berpuasa bulan Ramadhan dengan sempurna.
b.  Orang yang selalu membaca Al-Quran.
c.  Orang yang selalu memberi makan kepada orang.
d.  Orang yang sentiasa dalam keadaan berzikir (Zikrullah). (Al-Hadith)


5.  SABDA RASULLULLAH S.A.W
a.  Sesiapa yang memberi makan kepada orang yang lapar, dia akan diberi
    makan di hari Qiamat di Padang Mahsyar ketika mana tidak ada makanan yang
    boleh dimakan dan pada ketika itu perut sangatlah lapar.
b.  Sesiapa yang memberi pakaian kepada orang yang bertelanjang (tiada
    berpakaian) maka ALLAH akan berikan pakaian kepadanya di Padang Mahsyar
    ketika mana tiada seorang pun yang berpakaian.
c.  Sesiapa yang memimpin orang buta dengan tangan kirinya, maka akan
    dipimpin oleh orang buta dengan tangan kanannya di hari Qiamat di Padang
    Mahsyar.

******************************* E n d *********************************

Owner by : A n n a


PENTINGNYA SHALAT BERJAMAAH




Allah SWT berfirman: “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang yang ruku” (QS Albaqarah 43).

Rasulullah SAW bersabda: “Jika kamu mendengar suara adzan, maka penuhilah panggilan Allah itu” ( HR Thabrani ).

Dari Abu Hurairah : Seorang pria buta mengadu kepada Rasulullah SAW, katanya: “Ya Rasul, tiada seorang penuntun bagiku yang menolongku mengantar ke masjid, maka berilah keringanan untukku shalat di rumah. Kemudian, ia diberi keringanan oleh Rasul. Namun ketika ia tegak dan baru beberapa langkah pulang, Rasulullah SAW memanggilnya kembali, sabdanya : “Adakah kamu mendengar adzan shalat?”. Jawabnya: “Ya, aku mendengarnya”. Sabda Rasul : “Untuk itu, hendaklah engkau penuhi panggilan itu”. (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Pahala shalat berjamaah lebih besar dibanding sendirian terpaut 25 derajat, baik di pasar ataupun di rumah, yang demikian itu karena seseorang ketika berwudhu dengan sempurna, lalu berangkat ke masjid dengan satu tujuan (shalat), setiap langkahnya dinaikkan satu derajat dan diampuni satu dosanya, hingga menginjak pintu masjid, maka sesudah di dalam masjid, dia dicatat melakukan shalat selama menunggu shalat, dan didoakan oleh malaikat selama berada di majlis shalatnya. Adapun doa malaikat sbb: Ya Allah, ampunilah dia, maafkanlah dan kasihanilah ia sepanjang tidak menyakiti dan sebelum berhadats di majlis itu”. (HR Bukhari – Muslim)

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW telah bersabda, “Seandainya tidak ada perempuan – perempuan dan anak – anak yang (mengerjakan shalat berjamaah di rumah), aku kerjakan shalat isya’ di masjid. Dan aku suruh pemuda – pemudaku untuk membakar rumah-rumah itu dengan segala isinya.” ( HR. Ahmad )

KESIMPULAN:

1)       Shalat berjamaah adalah perintah Allah & Rasul-Nya
2)       Adzan adalah merupakan panggilan Allah, panggilan sang Maha Penting!
3)       Sekalipun orang buta, tidak mendapatkan dispensasi (keringanan) untuk meninggalkan shalat berjamaah di masjid
4)       Shalat berjamaah di masjid pahalanya berlipat ganda, setiap langkah ke masjid (dalam keadaan wudhu) ditingkatkan 1 derajat & diampuni 1 dosa; & didoakan oleh malaikat selama berada di dalam masjid
5)       Rasulullah SAW sangat benci kepada yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid, sampai-sampai bersumpah ingin membakar mereka beserta rumahnya.



“ Mulai hari ini, mari kita bertekad bulat untuk selalu melaksanakan sholat berjamaah di Masjid/Mushalla...!”

JILBAB SYAR’I DAN JILBAB FUNKY


Sesungguhnya agama Islam memerintahkan setiap orang muslim agar mencintai saudaranya bagaikan mencintai dirinya sen- diri, kemudian menghindari mereka dari keburukan sebagaimana ia menghindarkan diri daripadanya, nasehat menasehati demi men- ta'ati kebenaran yang telah didatangkan dari Allah dan Rasul-Nya, baik itu berupa perintah maupun larangan, dengan hati rela mematuhinya.
Di saat agama Islam tiba dan kaum Jahiliyah membenci bayi perempuan, bahkan tega buah hati sendiri dikubur hidup-hidup, tidak memberikan harta warisan kepada wanita, terkadang mem- pusakai wanita bagaikan harta yang lain dengan jalan paksa.
Maka Allah serta Rasul-Nya melarang perbuatan keji ter- sebut, menjaga dan mengangkat derajat wanita bagaikan mutiara berharga, dengan memberikan hak-haknya sebagaimana agama menghormati dan memberikan hak-haknya kepada seorang lelaki.
Demi kesucian masyarakat serta demi keutuhan dan kehor- matan seorang muslimah dari kemaksiatan dan dari kecerobohan orang jahil, maka Islam menganjurkan perkawinan dan mengharam- kan perbuatan zina. Maka demi kesucian dan keutuhan, Allah Maha Penyayang memerintahkan para muslimah agar mengenakan hijab (jilbab), supaya berada di sisi Allah, dan ditempat sejauh mungkin dari perbuatan keji yang dapat menimpa pada diri kaum muslimah.
Simak baik-baik ayat Al Qur'an ini :

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan pehiasaannya kecuali yang biasa nampak dari pandangan. Dan hen- daklah mereka menutupkan kainkerudung ke dadanya, dan jangan- lah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau keapda ayah mereka, atau putra-putra mereka, atau saudara- saudara mereka, atau putra-putra suami mereka, atau wanita- wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan- pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap kaum wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat kaum wanita. dan janganlah mereka memukul kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung". (Qs An Nur : 31)

Bagaimana jilbab yang dimaksud dalam ayat diatas, setidaknya harus memenuhi syarat-syarat hijab atau jilbab sebagai berikut dan inilah jilbab yang syar'i dan benar :
1.        Menutupi seluruh tubuh, sebagaimana yang difirmankan Allah, "Hendaklah mereka itu mengeluarkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (Qs Al Ahzab : 59)
2.        Maksud daripada berhijab adalah untuk menutup tubuh wanita dari pandangan laki-laki. Jadi, bukan yang tipis, yang pendek, yang ketat, tau berkelir serupa dengan kulit, mau- pun yang bercorak dan yang bersifat mengundang penglihat- an laki-laki.
3.        Harus yang longgar, sehingga tidak menampakkan tempat- tempat yang menarik pada anggota tubuh.
4.        Tidak diberi wangi-wangian, hal ini telah diperingatkan oleh Rasulullah saw : "Sesungguhnya seorang wanita yang memakai wangi- wangian kemudian melewati kaum (laki-laki) bermak- sud agar mereka mencium aromanya, maka ia telah melakuk- an perbuatan zina". (HR Tirmidzi)
5.        Pakaian wanita tidak boleh menyerupai laki-laki, "Nabi saw melaknat laki-laki yang mengenakan pakaian wanita, dan seorang wanita yang mengenakan pakaian laki-laki". (HR Abu Dawud dan An Nasai).
6.        Tidak menyerupai pakaian orang kafir, "Siapa yang meniru suatu kaum, maka ia berarti dari golongan mereka". (HR Ahmad)
7.        Berpakaian tanpa bermaksud supaya dikenal, baik itu dengan mengenakan pakaian yang berharga mahal maupun yang mu- rah, jika niatnya untuk dibanggakan karena harganya atau- pun yang kumal jika bermaksud agar dikenal sebagai orang yang ta'at (riya'). "Siapa yang mengenakan pakaian tersohor (bermaksud supaya dikenal) di dunia, maka Allah akan mem- berinya pakaian hina di hari Kiamat, lalu dinyalakan apa pada pakaian tersebut." (HR Abu Dawud)

Sungguh fenomena jilbab pada saat sekarang, membuat kita di satu sisi patut bersyukur, wanita sudah tidak malu lagi untuk berjilbab di manapun tempatnya sehingga jilbab benar-benar telah membudaya di masyarakat dan dianggap sesuatu yang lumrah.Namun di sisi lain jilbab yang sesungguhnya harus memenuhi prasyarat jilbab syar'i sebagaiman tersebut di atas seakan telah berubah fungsi dan ajaran, banyak sekali dan telah bertebaran dimana-mana jilbab yang bukan lagi syar'i tapi lebih terkesan trendy dan mode atau lebih dikenal dengan jilbab funky yang kebanyakan dari semua itu adalah menyimpang dari syarat-syarat syara' jilbab yang sebenarnya.

Diantara penyimpangan-penyimpangannya yang ada, antara lain :
1.        Tidak ditutupnya seluruh bagian tubuh. Seperti yang biasa dan di anggap sepele yaitu terbukanya bagian kaki bawah, atau bagian dada karena jilbab diikatkan ke leher, atau yang lagi trendy, remaja putri memakai jilbab tapi lengan pakaiannya digulung atau dibuka hingga ke siku mereka. 
2.        Sering ditemui adanya perempuan yang berjilbab dengan pakaian ketat, pakaian yang berkaos, ataupun menggunakan pakaian yang tipis, sehingga walaupun perempuan tersebut telah menggunakan jilbab, tapi lekuk-lekuk tubuh mereka dapat diamati dengan jelas.
3.        Didapati perempuan yang berjilbab dengan menggunakan celana panjang bahkan terkadang memakai celana jeans. Yang perlu ditekankan dan telah diketahui dengan jelas bahwa celana jeans bukanlah pakaian syar'i untuk kaum muslimin, apalagi wanita.
4.        Banyak wanita muslimah di sekitar kita yang memakai jilbab bersifat temporer yaitu jilbab dipakai hanya pada saat tertentu atau pada kegiatan tertentu, kendurian, acara pengajian kampung dsb, setelah itu jilbab dicopot dan yang ada kebanyakan jilbab tersebut sekedar mampir alias tidak sampai menutup rambut atau menutup kepala.

Terkadang, kalau ditanyakan kepada mereka, mengapa kalian berbuat (melakukan) yang demikian, tidak memakai jilbab yang syar'i, padahal telah mengetahui bagaimana jilbab yang syar'i, sering didapati jawaban, "Yaa, pengen aja ", atau "Belum siap ", atau "Mendingan begini daripada tidak memakai jilbab sama sekali ", atau " Jilbab itu khan tidak hanya satu bentuk, jilbab khan bisa dimodofikasi yang penting khan menutup aurat " terkadang didapati juga jawaban, "Kok kamu yang ribut, khan emang sudah menjadi mode yang seperti ini!"
Padahal, dituntutnya jilbab dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sesuai dengan hukum syara' yang disebutkan di atas, sesungguhnya akan membawa kebaikan bagi kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat dan bukan didasari atas nafsu atau ditujukan untuk mengekang kita.
Janganlah sampai suatu kaum, dimana mereka meremehkan perempuan-perempuan/muslimah yang berjilbab hanya karena memakai pakaian/jilbab yang tidak sesuai dengan hukum syara'.
Apabila kaum telah meremehkan hal ini, maka bagaimana dengan pandangan (penilaian) Allah dan Rasul -Nya terhadap wantia yang seperti ini ? Tidakkah ada bedanya antara perempuan yang berjilbab dengan perempuan yang tidak berjilbab ?

(Sumber : JILBAB dikutip oleh Othman Moh.Makki)